Setelah awal musim yang biasa-biasa saja di Stamford Bridge, dengan
koleksi 15 gol dalam dua musim diikuti transfer senilai 11 juta
poundsterling dari West Ham, Frank menjelma menjadi salah satu pemain
terbaik Eropa.
Tanda tanda kepiawaiannya dalam mengatur ritme pertandingan
rekan-rekannya adalah ketika berhadapan dengan Patrick Viera dari
Arsenal di laga final Piala FA dengan mengalahkannya di akhir musim
pertamanya.
Pada musim 2003/2004, musim pertama dibawah kepemilikan Roman
Abramovich dan musim ketiga di klub bagi Frank, ia tetap mempertahankan
posisinya walaupun banyak pendatang baru dan kepiawaiannya hanya dapat
dikalahkan oleh Thierry Henry ketika penghargaan bagi pesepakbola
Inggris diumumkan.
Penampilan terbaiknya terus berlanjut hingga musim 2004/05, seperti
halnya mencetak gol, tendangan kerasnya mampu melesatkan Chelsea
menjadi jawara liga Inggris musim itu, sekaligus sebagai pencetak gol
terbanyak bagi seorang gelandang dengan menorehkan 13 gol di liga dan
total 19 gol di semua ajang kompetisi. Tak ada satupun pemain yang lebih
pantas menciptakan dua gol ajaib ke gawang Bolton selain dirinya yang
memastikan kemenangan pada kompetisi tersebut.
Menjadi pemain terbaik versi majalah olahraga pada tahun itu sekaligus
runner up di ajang penghargaan pesepakbola Eropa dan penghargaan pemain
terbaik Dunia dalam pemungutan suara pada tahun 2005, Frank terus
membuktikan kemampuannya dalam sepakbola modern yang membuat timnya
dapat mengulangi sukses mempertahankan gelar liga Inggris musim
2005/2006.
Pada Desember 2005, dia tidak dapat bermain karena terserang virus,
hal ini mengakhiri rekor 164 kali pertandingan berturut-turut di liga
Inggris, dikalahkan oleh rekor kiper Brad Friedel.
Musim 2006/07, 62 kali penampilannya adalah jumlah tertinggi dari
pemain Chelsea lainnya dalam satu musim dan walaupun musim berikutnya
dihalangi oleh dua kali cedera dan masa berkabung, Frank terus menjaga
konsistensi Chelsea melalui kelihaiannya dilapangan tengah pada setiap
pertandingan dan berhasil mencetak 20 gol di akhir musim.
Cedera yang melanda memang patut disayangkan, namun tragedi penting
terjadi pada bulan April 2008 dengan meninggalnya Ibunda Frank. Dengan
keteguhan hati dan kepercayaan diri Ia mencetak gol penting dari titik
penalti pada laga semifinal Liga Champions melawan Liverpool
sekembalinya dari cuti duka cita, diikuti torehan gol dramatis untuk
menyamaan kedudukan di Final, merupakan musim yang paling berkesan bagi
Frank Lampard.
Sejak saat itu Lampard telah menjadi gelandang yang mampu mencetak gol
terbanyak bagi Chelsea sekaligus sebagai pemain Chelsea yang meraih
gelar penampilan terbanyak bersama timnas. Kontrak lima tahun telah
ditanda tangani pada musim panas tahun 2008, dan dia cepat beradaptasi
untuk menemukan bentuk permainan dalam mencetak gol, menggetarkan jala
lawan dengan keberanian menusuk dari sisi lapangan di Hull pada Oktober
tahun ini, secara otomatis menjadi pesaing dalam gol terbaik Chelsea
musim ini walaupun akhirnya dimenangkan oleh Michael Essien dengan
tendangan volinya ke gawang Barcelona di Liga Champion.Ketika performa
permainan rekan-rekannya mulai menurun, performa Frank tetap tak berubah
dibawah era kepelatihan Luiz Felipe Scholari, mencetak beberapa gol
penting selama natal 2008 untuk tetap menjaga jarak dengan pimpinan
klasemen.
Kedatangan Guus Hiddink pada pertengahan musim memberikan kebebasan
bereksperimen di lapangan bagi lampard, dan Ia membayar kepercayaan sang
pelatih dengan gol pada menit-menit akhir di ajang Liga Inggris untuk
memastikan kemenangan atas Wigan dan skor 4-4 pada laga yang menegangkan
melawan Liverpool di ajang liga Champion, sebelum akhirnya tersingkir
dari kancah Eropa dengan hasil kontroversial ketika melawan Barcelona.
Namun ada kegembiraan ketika sepakannya ke gawang Everton di babak kedua
membawanya memenangkan piala FA 2009, perayaan golnya tersebut
ditujukan sebagai penghormatan bagi ayahnya yang bermain pada semi final
piala FA 29 tahun lalu.
Dengan torehan 27 gol yang luar biasa dari lapangan tengah pada musim
2009/10 serta umpan-umpan gemilangnya Chelsea berhasil memenangkan
Double Winner, performa Frank semakin tajam seiring usianya, khususnya
pada faktor rentan cedera dan kelihaiannya dalam menghindari hukuman
kartu kuning selama kompetisi berlangsung.
Musim 2009/10 adalah musim yang sangat bersejarah buat Frank, di
wembley ketika dia menyumbangkan Gol pada laga Community Shield, turut
mengatur permainan rekan setimnya dan memenangkan laga dengan tendangan
penalti.
Di usia 31 tahun, dalam 10 pertandingan tanpa mencetak satu gol pun
sebelum membuahkan 4 gol di 3 laga kandang pada bulan Oktober.
Setelah gagal mengeksekusi penalti ke gawang Manchester City di awal
laga setelah Natal, Ia berhasil mengeksekusi dua penalti ke gawang
Portsmouth dan West Ham yang berhasil mengangkat Timnya keluar dari
keterpurukan.
Irama permainannya kembali bangkit setelah kecewa karena disingkirkan
Inter Milan pada babak pertama penyisihan grup Liga Champion dengan
melesakkan 4 gol ke gawang Aston Villa dengan skor akhir untuk Chelsea
7-1
Prestasi, itulah kata yang tepat diberikan padanya atas gol-golnya di
setiap pertandingan, mengoleksi 150 gol bagi Chelsea dan melampaui rekor
Roy Bentley untuk menjadi pencetak gol ketiga terbanyak sepanjang masa
di Chelsea.
Kembali mencetak gol dari titik penalti ke gawang Aston Villa di
wembley untuk memastikan satu tiket di putaran final piala FA, fokus
pertandingan dialihkan pada kompetisi tersebut, dan pada laga itulah
Frank benar-benar di andalkan.
Terjadi perayaan besar di Anfield saat Ia berhasil menaklukan tuan
rumah mantan klub dari rekan setimnya Nicolas Anelka untuk memastikan
kemenangan penting dari sisa pertandingan musim itu.
Pada pertandingan terakhir di kompetisi Liga Frank mendapatkan
kesempatan mengeksekusi penalti untuk memberikan dua gol bagi tim asuhan
Carlo Ancelotti sebagai modal dalam perebutan tempat saat melawan
Wigan, dan merencanakan rotasi pemain dimana kami harus mengalahkan
Portsmouth pada final piala FA.
Adalah tendangan bebas Drogba yang memecah kebuntuan saat berlaga di
Wembley, walaupun kontribusi maksimal Frank adalah eksekusi penalti
yang melebar di samping gawang, ia tetap naik ke podium untuk mengangkat
Piala bersama John Terry.
Musim 2010/11 adalah musim dimana Lampard didera cedera panjang. Pulih
dari operasi hernia, Ia mengalami cedera Tendon di bagian atas kakinya
dalam sesi latihan yang membuatnya absen empat bulan lebih lama dari
yang diperkirakan Tim.
Ia menorehkan gol keduanya pada pertandingan pertama musim 2011 dan
terus mengoleksi 13 gol sampai akhir musim. Pada pertandingan Kandang
Liga Champion tanggal 6 April kontra Manchester United, dia menjadi
salah satu dari empat pemain yang berhasil tampil 500 kali bagi Chelsea.
Musim 2011/12 ini menjadi pertunjukkan bagaimana Lampard pelan tapi
pasti semakin mendekati rekor gol Bobby Tambling sebagai pencetak gol
terbanyak bagi klub. Dan meski menginjak usia 34 tahun pada Juni
kemarin, Lampard tetap membuat lebih dari 50 penampilan dalam semusim
lagi di musim 2011/12 ini.
Menjelang berakhirnya musim ini, kemampuan Lampard dan mengalamannya kembali mencuat. Ia mencetak gol lewat tendangan bebas di semi-final Piala FA melawan Tottenham di Wembley dan memberikan umpan bagi Didier Drogba untuk mencetak gol kemenangan di final kompetisi yang sama.
Ia mengakhiri musim dengan menjadi kapten di final Liga Champions di Munich, dan mengangkat trofi bersama kapten kami yang absen karena sanksi setelah mencetak gol penalti ketiga di babak adu penalti.
Menjelang berakhirnya musim ini, kemampuan Lampard dan mengalamannya kembali mencuat. Ia mencetak gol lewat tendangan bebas di semi-final Piala FA melawan Tottenham di Wembley dan memberikan umpan bagi Didier Drogba untuk mencetak gol kemenangan di final kompetisi yang sama.
Ia mengakhiri musim dengan menjadi kapten di final Liga Champions di Munich, dan mengangkat trofi bersama kapten kami yang absen karena sanksi setelah mencetak gol penalti ketiga di babak adu penalti.
Lampard memulai musim ini dengan bagus. Dia mencetak gol kedua Chelsea
di laga pembuka melawan Wigan Athletic melalui titik putih, sebelum
melakukan hal yang sama tiga hari kemudian melawan Reading di Stamford
Bridge.
Gol pertamanya di musim ini dari permainan terbuka datang pada
kemenangan 4-1 atas Norwich City ketika dia membuat kami unggul 2-1 dan
mencetak gol ke-189 untuk Chelsea.
Lampard kemudian harus absen di beberapa pertandingan karena cedera
paha ketika menghadapi Shakhtar Donetsk di Liga Champions, sebelum
membuat debutnya ketika kami menang 3-1 atas Sunderland di bulan
Desember. Dia tampil sebagai pemain pengganti di laga semi-final Piala
Dunia Antar Klub melawan Monterrey dan kemudian kembali bermain dan
menjadi kapten di final melawan Corinthians.
Di penampilannya yang ke-500 di Premier League dia mencetak gol saat
kami menang 8-0 lawan Aston Villa, semnetara dua golnya membantu kami
menang 2-1 atas Everton dan membuat golnya menjadi 192, hanya berbeda
satu gol dari Kerry Dixon di daftar pencetak gol terbanyak Chelsea.
Lampard menjadi pencetak gol kedua terbanyak Chelsea ketika mencetak
gol dari titik putih di kemenangan 5-1 atas Southampton di Piala FA,
menyamakan rekor Kerry Dixon menjadi 193. Gol tersebut juga membuatnya
menjadi pencetak gol terbanyak Chelsea di Piala FA, sama dengan rekor
Bobby Tambling sebanyak 25 gol.
Sepekan kemudian, dia mengungguli rekor Dixon ketika mencetak gol ketiga di kemenangan 4-0 kami atas Stoke City.
Sebelum Di Chelsea
Ironisnya, Frank selalu mempunyai kebiasaan yang menjadi salah satu
alasan mengapa ia tidak disukai oleh beberapa Klub yang pernah
diperkuatnya.
Bersama Ayahnya yang melatih di Tim utama West Ham, ketika remaja Frank
bergabung di Klub tersebut, sebagian pendukung di Upton Park
meneriakkan Nepotisme karena hal itu. Ia selalu tampil untuk West Ham
yang berada di urutan kelima pada akhir musim 98/99 dan dipanggil untuk
memperkuat Timnas pada musim berikutnya.
Namun ketika Pelatih Harry redknapp dan Frank senior dipecat pada tahun
2001, sudah saatnya bagi Frank untuk pindah dan meskipun Leeds yang
memungkinkan untuk menjadi tujuannya pada saat itu, dan disekitar London
para pesepakbola bergabung dengan klub yang mampu untuk meningkatkan
karir sepabola mereka.
Gol Internasional
Setelah debutnya menghadapi Belgia pada tahun 1999, Frank harus
menunggu hingga Juni 2003 untuk bermain 90 menit bersama Timnas Inggris,
dan dia berhasil mencetak gol pertamanya pada bulan Agustus ke gawang
Kroasia.
Ialayak menjadi skuad inti Inggris di piala Eropa 2004 dan terpilih
sebagai pemain terbaik tahun itu dengan torehan 3 gol di 4
pertandingan. Dan terpilih kembali pada tahun 2005.
Yang mengejutkan adalah Frank gagal mencetak satu golpun pada ajang
piala Dunia 2006 di Jerman, walaupun lebih sering melakukan tembakan ke
gawang dari pemain manapun.
Hal tersebut menimbulkan banyak kritik, tahun-tahun kejayaannya yang
penuh gelar penghargaan mendadak terlupakan, namun dibawah arahan
pelatih Steve McClaren dia kembali mencetak gol, dan juga ketika dilatih
oleh Fabio Capello, kritikan terhadap Frank mulai dipertanyakan dan
mulai dihargai dalam sepak terjangnya di Timnas Inggris.
Tidak seperti pada tahun 2006, Frank tampil di piala dunia 2010 dengan
performa terbaiknya, melebihi standardnya sendiri yang luar biasa.
Bagaimanapun Capello meracik para pemain tengahnya, Gol-gol Frank
kembali berkurang meskipun ia menjadi salah satu pemain terbaik saat
laga melawan Slovenia pada pertandingan ketiga di grup dan yang paling
diingat adalah ketika gol pertamanya di piala dunia tersebut dianulir
oleh wasit karena keputusan hakim garis yang merugikan sehingga Inggris
harus berhadapan dengan jerman.
Operasi hernia menyebabkan Ia harus absen pada awal pertandingan
kualifikasi piala eropa 2012 di Inggris namun Ia kembali pada tahun 2011
dengan gol-gol dan kemenangan bagi The Three Lions. Tidak ada satupun
pemain Chelsea yang melebihi jumlah penampilannya bagi Timnas.
Lampard menjadi kapten saat Inggris menghadapi Spanyol di bulan
November, dia mencetak satu-satunya gol di laga tersebut. Sayangnya,
setelah masuk dalam daftar skuat Roy Hodgson untuk Piala Eropa 2012m dia
harus cedera dan gagal mengikuti turnamen tersebut.
Meski demikian, tak lama setelah turnamen tersebut Lampard kembali
bermain melawan Italia di Berne dan dia lagi-lagi terpilih menjadi
kapten dan bermain penting untuk kemenangan 2-1 Inggris setelah
sebelumnya sempat tertinggal.
Posted by 20.47 and have
1 komentar
, Published at
Silahkan Yang Igin Berkomentar
BalasHapus